GUNUNG PRAU 2565 Mdpl

Berawal dari member hooligan, Ryan dan Amir. Mereka pengen banget nanjak antara plan utama Gunung Lawu, Plan B gunung Prau. Bulan September rencana awal. Tapi kembali lagi rencana tetaplah rencana. Kami para member hooligan punya kesibukan masing-masing. Akhirnya rencana kita diundur sampai akhirnya kita mulai aktif chat di group whatsapp. Mulai dari bahas mau naik apa, siapa aja, logistik yang dibawa apa aja. 2-3 dari kita itu pemikir, planner, yang lainya follower (iya iya aja). Akhirnya kita sepakat buat menyusun rencana dan menentukan dengan dasar waktu tempuh dan cuaca untuk gunung lawu belum memungkinkan, plan B lah jadi pilihan. Gunung Prau ... dengan ketinggian 2565 mdpl. Saling browsing jalur pendakian paling cepat via Tapak Banteng, Dieng.

Tanggal 13 sore kita kumpul di salah satu rumah kak Endang. Terkumpulah 11 orang dari kita. Sebenarnya banyak tapi ada yang gak bisa ikut karena tidak bisa ijin kerja.
Karena termasuk weekend, perjalanan kita yang seharusnya Jogja - Dieng 2-3 jam menjadi 5 jam. Pukul 12 malam kurang sedikit sampailah kita di basecamp tapak banteng. Sesampai disana kita menuju pendaftaran. Kita ditanya apakah sudah pesan tiket masuk online ? Karena pendaftaran tutup jam 6 sore. Dengan kondisi yang pasrah akhirnya kita tetap mendaftar dan tanpa istitahat langsung melakukan perjalanan. Karena saking banyak nya pendaki yang datang akhirnya kita dilayani. Tiket masuk per orang 15 ribu per Desember 2019. Ditambah asuransi dan juga biaya trashbag untuk membawa turun kembali apapun sampah yang kita bawa keatas.

Jam setengah 1 pagi kita mulai melakukan pendakian dengan disuguhkan tanjakan anak tangga yang banyak. Wuih.. belum apa-apa kita udah ngosh2 an. Setelah menaiki beberapa anak tangga yang membuat kaki kita sudah mulai goyah kita menuju persawahan, disitulah pendakian sebenarnya. Tak lama kita sampai Pos 1 dengan beberapa warung-warung. Kondisi malam yang dingin dan kondisi fisik kita bersebelas berbeda-beda jadi kita lebih sering berhenti untuk istirahat daripada memaksakan (gengsi).

Perjalanan cukup melelahkan menuju Pos 2. Setelah Pos 2 kita menjumpai pepohonan-pepohonan yang besar, dengan medan tanjakan yang cukup tinggi untuk jangkahan kaki kita sambil menopang beban carrier yang bermacam-macam isinya. Tak disangka jalur menuju Pos 3 sangatlah jauh karena tak semulus Pos2 sebelumnya. Untunglah cuaca malam itu dan sebelumnya tidak hujan. Beberapa kali kita istirahat dan terbagi menjadi 2 tim. 1 tim berjalan memimpin untuk bisa mencari tempat pendirian tenda terlebih dahulu.
Tepat pukul 3 dini hari kita sampai Pos 3. Kaki ku sudah tidak kuat. Bukan beban carrier ku. Tapi kaki sudah mulai keram. Tanjakan Pos 3 menuju sunrise camp (Pos terakhir mendirikan tenda) sangatlah tinggi. Melihat jam tangan sudah mulai pukul 4 subuh.

Tepat saat adzan subuh kita sampai di sunrise camp. Kita langsung mendirikan 3 tenda. Dan beristirahat. Lagi-lagi aku dan Amir tidak tidur. Kita lebih suka langsung membuat kopi untuk menghangatkan diri. Sambil menunggu sunrise.
Tidak lama langitpun berubah. Sayang sunrise saat itu tidak sesempurna ketika musim kemarau (lebih disebut golden sunrise).
Seperti biasa kita menikmati keindahan alam. Saling bercanda, bercengkrama, selfie ria.
Waktu jualah yang mengharuskan kita untuk kembali turun. Pukul 8 pagi kita membereskan semuanya dan tidak lupa mengabadikan moment foto bersama.
Untuk info, gunung Prau akan ditutup semua jalur tanggal 6 Januari 2020.
Sampai dibuka kembali bulan April 2020.
See you Prau Mount. Terimakasih mengijinkan kami menjadi history dalam bagian hidup kami. Kelak kami akan ceritakan keindahanmu kepada anak cucu kami.
Salam lestari.

Holigan Team.

Comments