Resensi Novel Rindu Karya Tere Liye

Tentang Rindu, salahkah bila Rindu datang menghampiri ? Pertanyaan nya, apakah Rindu itu hadir di saat yang tepat sebagai penguat ? Ataukah ia datang saat kita terlena dan hanya akan menjadi penyesalan ? Hati-hatilah dengan perasaanmu, mungkin itu memang Rindu, tapi mungkin juga ia Sembilu
Cover Novel Rindu by Tere Liye


Jumlah Halaman     : 544
Tanggal Terbit          : 19 Sep 2014
ISBN                          : 9786028997904
Bahasa                      : Indonesia
Penerbit                    : Penerbit Republika
Berat                          : 0.50 kg
Lebar                         : 14 cm
Panjang                    : 21 cm



Tere Liye

Darwis
Tere Liye, 
lahir di Lahat, Indonesia, 21 Mei 1979; dikenal sebagai penulis novel. Beberapa karyanya yang pernah diangkat ke layar kaca yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah. Meskipun dia bisa meraih keberhasilan dalam dunia literasi Indonesia, kegiatan menulis cerita sekadar menjadi hobi karena sehari-hari ia masih bekerja kantoran sebagai akuntan. 


Karya-karyanya bagiku sangat menarik, mulai dari judul bahkan isi dari cerita itu sendiri.  Aku suka dengan karya novelnya juga belum lama. Berawal dari teman yang hobi membaca dia menghadiahkanku 1 buah buku. Awalnya malas sekali membaca, tapi kata temanku bacalah perlahan-lahan maka lama-lama akan menikmati dengan imajinasimu sendiri, beda dengan kita menonton video (visual). Membaca menurutku butuh mood dan benar-benar harus dalam kondisi tenang. Menurutku membaca itu ada tantangan tersendiri, kamu gak bisa skip halaman seperti skip nonton youtube hehe. Sebenarnya jika kamu tidak sabar kamu bisa langsung menuju halaman terakhir dari buku tersebut sekedar tahu seperti apa ending dari cerita, eits.. tapi apa iya kamu makan makanan langsung kamu telan ? pasti dikunyah dong. Jadi butuh kesabaran seperti nonton sinetron yang ber episode-episode hingga tamat.
Novel pertama yang aku baca sekaligus kado dari temanku, awal mula aku menyukai novel karya Tere Liye. Rindu adalah novel yang menurutku benar-benar bisa dirindukan bagi pembacanya. Novel ke-20 dari Tere Liye ini mempunyai latar jaman Hindia Belanda, ini akan mengasah imajinasimu saat membaca. Dengan karakter dan tokoh yang yang bisa dibilang unik. 544 halaman yang penuh sejarah dan kerinduan. Setiap cerita selalu terisisipi puisi-puisi yang menginspirasi. Beberapa quotes yang populer dan sangat menyentuh menurutku :

1. Cinta Sejati
“Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. Kisah-kisah cinta di dalam buku itu, di dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang tua, itu semua ada penulisnya. Tapi kisah cinta kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan.” ― Tere Liye, Rindu 

2. Keikhlasan 
"Saat kita tertawa, hanya kitalah yang tahu persis apakah tawa itu bahagia atau tidak. Boleh jadi, kita sedang tertawa dalam seluruh kesedihan. Orang lain hanya melihat wajah. Saat kita menangis pun sama, hanya kita yang tahu persis apakah tangisan itu sedih atau tidak. Boleh jadi kita sedang menangis dalam seluruh kebahagiaan. Orang lain hanya melihat luar.”― Tere Liye, Rindu

3. Kesedihan 
“Biarkanlah waktu mengobati seluruh kesedihan. Ketika kita tidka tahu mau melakukan apa lagi, ketika kita merasa semua sudah hilang, musnah, habis sudah, maka itulah saatnya untuk membiarkan waktu menjadi obat terbaik. Hari demi hari akan menghapus selembar demi selembar kesedihan. Minggu demi minggu akan melepas sepapan demi sepapan kegelisahan, bulan, tahun, maka rontok sudahlah bangunan kesedihan di dalam hati. Biarkanlah waktu mengobatinya, maka semoga kita mulai lapang hati menerimanya. Sambil terus mengisi hari-hari dengan baik dan positif.” ― Tere Liye, Rindu

4. Kehilangan 
“Tidak mengapa kalau kau patah hati, tidak mengapa kalau kau kecewa, atau menangis tergugu karena harapan, keinginan memiliki, tapi jangan berlebihan. Jangan merusak diri sendiri. Selalu pahami, cinta yang baik selalu mengajari kau agar menjaga diri. Tidak melanggar batas, tidak melewati kaidah agama. Karena esok lusa, ada orang yang mengaku cinta, tapi dia melakukan begitu banyak maksiat, menginjak-injak semua peraturan dalam agama, menodai cinta itu sendiri.” ― Tere Liye, Rindu

5. Masa Lalu
"Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu. Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya. Dengan kau menerimanya, perlahan-lahan, dia akan memudar sendiri. Disiram oleh waktu, dipoles dengan kenangan yang lebih bahagia." - Tere Liye, Rindu


“Apalah arti memiliki,ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami ?” 

Apalah arti kehilangan,ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan,dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan ? 

Apalah arti cinta,ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah ? 

Bagaimana mungkin kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menenuntut apa pun ? 

Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tidak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja.” 

Ini adalah kisah tentang masa lalu yang memilukan. Tentang kebencian pada seseorang yang seharusnya disayangi. Tentang kehilangan kekasih hati. Tentang cinta sejati. Tentang kemunafikan. Lima kisah dalam sebuah perjalanan panjangan kerinduan. 



Novel ini bercerita tentang perjalanan panjang sebuah kerinduan. Perjalanan kerinduan yang membawa banyak hal yang terbeban di hati. Mulai dari bagaimana ia menghadapi perjalanan dengan penuh dosa di masa lalu. Lalu seseorang yang melakukan perjalanannya dengan penuh kebencian. Ada punya dia yang kehilangan cintanya menjadi sebab mengapa ia melakukan perjalanan ini.
Cerita berlatar waktu pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Yakni pada masa ketika Belanda masih menduduki Indonesia. Pada masa itu, pemerintah Hindia Belanda memberikan layanan perjalanan haji untuk rakyat pribumi yang memiliki cukup uang. Perjalanan dilakukan lewat laut yakni menggunakan kapal uap besar yang merupakan perkembangan teknologi transportasi tercanggih pada masa itu. Salah satu kapal yang beroperasi untuk melakukan perjalanan haji ini adalah Blitar Holland. Di kapal besar inilah segala kisahnya dimulai.
Tere Leye menulis cerita dengan begitu menarik. Belum lagi dengan nuansa latar yang berbeda seperti kehidupan di atas kapal uap besar. Di atas kapal juga terjadi interaksi sosial antar penumpang kapal. Juga terdapat fasilitas-fasilitas umum seperti kantin, masjid, dan tukang jahit kapal.
Diceritakan mengenai keluarga Daeng Andipati yang terdiri orang tua, seorang pembantu rumah tangga, serta dua anak yang mengikut perjalanan haji ini, yakni Anna dan Elisa. Mereka menjalani lamanya waktu perjalanan haji dengan riang gembira. Seakan tidak pernah mengerti tentang apa yang terpendam di hati Daeng, ayah mereka.
Ada pula tokoh yang bernama Ambo Uleng. Dia adalah seorang pelaut. Hampir seluruh hidupnya dihabiskan di atas lautan. Ambo Uleng rupanya menuruni sifat ayahnya yang seorang pelaut juga. Ia menaiki kapal Blitar Holland tidak dengan tujuan apapun. Tidak untuk bekerja, mengumpulkan uang, atau apapun. Ia hanya ingin pergi sejauh-jauhnya meninggalkan tanah Makassar yang ia jalani melalui kisah pilunya.
Di sisi lain, ada seorang keturunan Cina. Ia sering mengajari ngaji anak-anak di mushola kapal sepanjang perjalanan haji. Anak-anak biasa memanggilnya Bonda Upe. Bonda Upe ini rupanya sedang memendam masa lalunya sebelum memeluk Islam. Hingga tiap malam ia selalu menangisi dosa-dosanya yang dulu.
Dari sini pula diceritakan Gurutta Ahmad Karaeng, ulama tersohor asal Makassar yang mengikuti perjalanan haji. Beliau rutin melaksanakan solat berjamaah bersama penumpang lain. Secepat itu pula Gurutta meminta izin kepada kapten untuk mengadakan pengajian di atas kapal. Beliau adalah sosok yang selalu memberikan jawaban terbaik atas pertanyaan orang-orang. Namun ternyata ia sendiri telah memendam lama sebuah pertanyaan yang tak mampu seorang pun menjawab.
Pokoknya sangat menarik untuk dibaca. 
Selamat membaca.

Comments

  1. Suka banget sama ini novel.

    ReplyDelete
  2. numpang promote ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    ReplyDelete

Post a Comment